kesehatan

Monday, October 31, 2005

Kuaci Mencegah Serangan Prostat


Kuaci Mencegah Serangan Prostat

Jakarta, Selasa

Oleh: Djoko Hargono, pecinta dan pemerhati obat bahan alami

Biji labu merah bukan cuma enak dibikin kuaci sebagai camilan di kala senggang. Ternyata kuaci juga berkhasiat sebagai obat maupun mencegah pembesaran kelenjar prostat. Begitu juga buah saw palmetto.

Orang Jawa Tengah menyebut labu merah sebagai waluh. Daging buahnya yang berwarna kuning bersemu merah kalau sudah masak, enak disayur atau dikolak. Sedangkan bijinya yang berkulit putih, dan sedikit lebih besar dari biji semangka yang berkulit hitam, juga biasa diolah sebagai kuaci yang gurih rasanya.

Ada dua jenis labu merah, Cucurbita moschata Duch ex Poir dan Cucurbita pepo L. (Gembong Tjitrosoepomo, 1994). Tanaman dan buah ini mudah dijumpai di Tanah Air. Sedangkan saw palmetto jauh dari tempat kita, yaitu di Amerika Serikat bagian selatan, mulai dari Kalifornia Selatan hingga Florida.

Dalam biji labu merah (ada juga yang bilang labu kuning) itulah terletak khasiatnya dalam mencegah maupun mengatasi hipertrofi atau pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia). Sedangkan khasiat saw palmetto tersimpan pada buahnya.

Sejalan dengan proses menua

  • Gangguan berupa pembesaran prostat jinak (PPJ) ini hanya mengancam ayah atau kakek kita. Sebab, kelenjar prostat hanya dimiliki kaum pria.

Fungsinya saja memproduksi cairan prostat yang menyediakan zat makanan bagi sperma. Kelenjar yang kira-kira seukuran biji kacang tanah itu letak persisnya ada di antara tulang kemaluan dan anus, mengelilingi pangkal saluran kemih atau air seni (uretra).

PPJ dibandingkan dengan gangguan lain, misalnya kanker prostat, memang paling sering terjadi. Penyebab PPJ belum diketahui secara pasti. Diduga, erat kaitannya dengan proses penuaan. Makanya, PPJ biasanya mulai timbul atau dirasakan pada usia 40 - 45 tahun. Sejalan dengan proses penuaan, terjadi perubahan pada sistem hormonal dalam tubuh.

Secara bertahap terjadi proses reduksi biologis terhadap hormon testosteron - akibat pengaruh enzim 5-alfa-reduktase - menjadi hormon dihidrotestosteron. Perubahan yang berlangsung secara bertahap ini menyebabkan makin tingginya kadar dihidrotestosteron. Hormon inilah yang berpengaruh pada pembesaran kelenjar prostat (Ariawan Soejoenoes, dkk., 1996).

Yang juga ikut andil dalam kasus pembesaran kelenjar prostat ini ialah bertambahnya zat prostaglandin dalam jaringan prostat. Beta-sitosterol berperan menghambat pembentukan prostaglandin. Karena itu PPJ dapat juga dicegah oleh beta-sitosterol (Bombardelli, E., Morrazoni, P., 1997).

Jika kelenjar prostat membesar, saluran air seni atau uretra di dekat pintu masuk kandung kemih seolah-olah tercekik. Otomatis pengeluaran air seni jadi terganggu. Makanya, penderita akan sering kencing, terutama pada malam hari. Adakalanya tak tertahankan sampai mengompol segala.

Bila jepitan pada uretra meningkat, keluarnya air seni pun makin sulit dan pancaran kencing jadi melemah lalu mendadak berhenti. Akibatnya, timbul rasa amat nyeri pada perut karena air seni yang tertahan. Keadaan ini selanjutnya dapat menimbulkan infeksi pada kandung kencing.

Apabila PPJ sudah sedemikian rupa, dan aliran air seni terhenti, untuk mengeluarkan air kecing harus digunakan kateter. Cara ini akan dirasakan sakit oleh penderita. Pada tahap serius, dokter terpaksa melakukan pembedahan dengan memotong kelenjar prostat (Ariawan Soejoenoes, dkk., 1996).

Tapi, mencegah jelas merupakan langkah bijaksana. Makanya, jika timbul gejala-gejala hipertrofi prostat jinak, seyogianya segera mengonsumsi obat. Labu merah atau saw palmetto bisa dijadikan pilihan alternatif. Biji labu merah bisa dikonsumsi dalam bentuk kuaci, direbus, atau disangrai. Tidak ada batasan berapa banyak yang harus dimakan.

Sebenarnya, pemanfaatan biji labu merah sebagai obat PPJ sudah ada sejak zaman dulu. Dr. W. Devrient dari Berlin, Jerman, menganjurkan kepada pasien PPJ agar mengonsumsi biji labu merah secara teratur untuk menghambat pembesaran kelenjar prostat. Malah biji labu merah dikatakan punya khasiat memudakan kembali daya seksualitas pria. Nah, apa nggak untung, sekali merengkuh dayung dua pulau terlampaui?

Di Eropa dan Amerika, biji labu merah populer sebagai obat pencegah gangguan prostat. Terbukti, pria yang terbiasa makan biji labu merah secara teratur tidak mengalami gangguan kelenjar prostat selama hidupnya (Richard Lucas, 3).

Apanya yang berhasiat?

Dalam biji labu merah terkandung sejumlah zat antara lain jenis asam amino yang langka (seperti m-karboksifenilalanina, pirazoalanina, asam aminobutirat, etilasparagina, dan sitrulina)dan sejumlah asam amino lain yang diperlukan kelenjar prostat (semisal alanina, glisina, dan asam glutamat).

Biji labu merah juga mengandung unsur mineral Zn (seng) dan Mg (magnesium) yang sangat penting bagi kesehatan organ reproduksi, termasuk kelenjar prostat. Kandungan lainnya berupa asam lemak utama, yaitu asam linoleat, asam oleat, dan sedikit asam linolenat. Selain itu vitamin E (tokoferol) dan karotenoid, yakni lutein dan beta-karoten juga ada di dalam daging bijinya.

Sementara buah saw palmetto mengandung sejumlah asam lemak, meliputi asam laurat, asam linoleat, asam linolenat, asam miristat, asam oleat, asam palmitat, dan asam stearat. (Bombardelli, E., Morrazoni, P., 1997).

Namun, dalam hal ini yang paling pegang peranan di antara semua itu ialah kandungan hormon beta-sitosterol pada biji labu merah maupun buah saw palmetto (selain beta-sitostreol, buah ini juga mengandung sterol lain seperti stigmasterol dan aukosterol).

Hormon beta-sitosterol itulah yang menyimpan khasiat menghambat atau menekan kerja enzim 5-alfa-reduktase. Enzim ini akan mengurangi terbentuknya hormon dihidrotestosteron dari hormon testosteron. Dengan begitu, membesarnya kelenjar prostat dapat dicegah.

Hormon beta-sitosterol dalam biji labu merah ataupun buah saw palmetto itu juga menghambat terbentuknya prostaglandin dalam jaringan prostat. Artinya, menurunnya kadar prostaglandin akan mencegah pembesaran kelenjar prostat. Atau dengan kata lain kelenjar prostat yang sudah mengalami pembesaran akan mengecil kembali.

Unsur Zn dan magnesium dalam biji labu merah juga sangat menunjang upaya untuk menyehatkan kelenjar prostat. Hasilnya, pembesaran kelenjar prostat jinak dapat teratasi.

Namun, perlu diketahui, biji labu merah atau buah saw palmetto tidak mampu mengatasi gangguan prostat akibat kanker kelenjar prostat (Ariawan Soejoenoes, dkk., 1996).

Obat jadinya mahal

  • Tumbuhan saw palmetto memiliki nama latin Serenoa repens [Bartr.] J.K. Small., sinonim dengan Serenoa serrulatum Hook. F., atau Sabal serrulatum Schult. f.

Mereka ini termasuk tumbuhan sejenis palem yang hidup dan tumbuh di tanah berpasir. Tumbuhan ini spesifik dengan batang yang menjalar mendatar sepanjang 1,8 - 3 m, dan bercabang. Pada ujungnya tumbuh batang pendek, yang muncul di permukaan tanah dengan daun berbentuk menjari. Pada bagian tepi daun berbagi seperti gergaji, dengan panjang tangkai daun 1,5 m. Perbungaan malai dengan tangkai sepanjang tangkai daun.

Bagi kalangan penduduk di sana, buahnya memang digunakan sebagai obat untuk mengatasi iritasi kandung kencing, uretra, dan kelenjar prostat. Sebab, zat-zat yang terkandung di dalamnya dapat menstimulasi selaput lendir saluran air seni. Selain itu juga digunakan sebagai tonikum, obat bronkitis, pelancar air seni dan sedatif (Bombardelli, E., Morrazoni, P., 1997).

Obat gangguan prostat produksi industri yang beredar selama ini kebanyakan berasal dari buah saw palmetto. Harganya lumayan mahal, maklum tanaman ini asli Amerika Serikat. Andaikata obat itu diracik dari biji labu merah yang melimpah di Indonesia, tentu harganya akan tidak semahal yang berasal dari buah saw palmetto.

Barangkali para pakar tanaman obat di Tanah Air perlu membahas pengolahan biji labu merah sebagai obat untuk gangguan prostat. Sebelum itu terlaksana, anjuran Dr. W. Devrient dari Berlin itu mungkin perlu diikuti: makanlah secara teratur biji labu merah agar dapat terhindar dari gangguan prostat, hiperplasia prostat jinak, terutama bagi para pria dewasa. *

0 Comments:

Post a Comment

<< Home