kesehatan

Sunday, August 26, 2007

Minumlah Susu sampai Tua ...

Minumlah Susu sampai Tua ...

Jakarta, Kompas


Kirim Teman | Print Artikel
kompas

Berita Terkait:
• Beberapa Cara untuk Menambahkan Extra Zzzz ....
• Lebih Paaas dengan Susu ...
• Mengapa Harus Benci Susu?

Manfaat minum susu sangat dirasakan oleh model/pemain sinetron Cornelia Agatha (32). Meskipun pergelangan tangan kirinya sempat cedera karena jatuh dari jet ski, ia tetap bisa berolahraga bela diri dan menari.

Dia meyakini cederanya cepat pulih karena ia terus mengonsumsi susu sejak kanak-kanak.

Saya percaya susu memberi andil untuk mempercepat kesembuhan, kata Lia, begitu Cornelia Agatha akrab dipanggil.

Sejak kecil, Lia sudah terbiasa minum susu tiga kali sehari: pagi, siang, dan malam sebelum tidur. Ia mengonsumsi susu segar yang diantar pedagang bersepeda keliling, langganan keluarganya.

”Susu murni itu rasanya alami, tidak dicampur bermacam rasa. Memang tidak semua orang suka. Saya tersugesti khasiat susu murni itu bagus sekali untuk kesehatan dan rasanya memang enak,” kata Lia.

Namun, ketika mulai kuliah hingga kini, dia tak lagi minum susu murni. Susu yang diminum pun bervariasi, seperti susu diet atau susu untuk tulang. Ia juga tidak lagi setiap hari minum susu, hanya dua hari sekali. Sebagai gantinya, Lia makan coklat setiap hari karena menurut dia di dalamnya ada kandungan susunya. ”Walaupun hanya sedikit, saya tidak pernah lepas dari coklat,” kata Lia.

Gadis yang sejak kecil menyukai olahraga ini mengatakan bahwa susu sangat membantu masa-masa pertumbuhannya. Apalagi ia suka olahraga, mulai dari atletik seperti lari cepat, basket, hingga tenis. Juga balet.

Kini Lia menekuni bela diri yang ia sebut sebagai art of combat, bela diri khusus untuk perempuan yang berada di situasi perkotaan agar bisa terhindar dari pelecehan seksual. Gerakan-gerakan art of combat ini ada kuncian, patahan, dan teknik-teknik untuk melindungi diri.

Lia latihan art of combat secara rutin seminggu dua kali. Tak cuma itu, Lia pun tetap menari. Aktivitas bela diri dan menari tentu membutuhkan stamina tinggi. Karena itu Lia terus mengonsumsi susu untuk menjaga staminanya. Lia bertekad akan terus minum susu sampai tua. Alasannya, susu sangat penting untuk tulang. Apalagi opanya yang kini berusia 88 tahun masih tetap kuat beraktivitas. Itu karena opanya terus mengonsumsi susu.

Hampir sempurna

* Dosen jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian IPB, Bogor, Dra Emma S Wirakusumah MSc menyatakan, susu merupakan makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat gizinya yang sangat vital bagi tubuh.

Susu sangat penting karena, selain sarat protein, lemak, vitamin dan mineral, yang terpenting, mengandung kalsium yang menunjang pertumbuhan tulang. Bangsa Indonesia, dari penelitian yang ada, ternyata pertumbuhan tulangnya tidak begitu optimal dibanding Jepang.

”Dulu bangsa Jepang dikenal sebagai kate, tetapi setelah perekonomian mereka membaik dan makanan mereka bagus, juga mengonsumsi susu, sekarang bangsa Jepang ukuran tubuhnya makin tinggi,” kata Emma.

Susu memang memegang kontribusi yang tidak sedikit bagi pertumbuhan tubuh kita. Selain itu, susu juga banyak manfaat lain, misalnya ada zat laktosa, yakni gula disakarida yang akan diubah menjadi gula sederhana: glukosa dan fluktosa. Itu penting untuk energi.

”Memang tidak mutlak penting karena karbohidrat bisa diambil dari bahan makanan lain. Tetapi, dalam hal ini yang ditonjolkan justru ketidaknyamanan kalau minum susu dengan tidak adanya enzim laktase itu menyebabkan kembung perut, diare, mual, dan sebagainya,” kata Emma. Inilah yang disebut laktosa intoleran yang persentase penderitanya banyak sehingga banyak orang Indonesia yang malas minum susu karena mual. Selain karena faktor ketidaktahuan, juga karena faktor ekonomi yang menyebabkan masyarakat Indonesia ketika beranjak dewasa tidak lagi mengonsumsi susu.

Hanya anak balita

* Di Indonesia, minum susu belum bisa dibilang telah jadi kebiasaan. Hanya anak-anak di bawah usia lima tahun (balita) saja yang minum susu.

Itu pun tidak semua anak bisa merasakan nikmatnya minum susu karena di awal tahun ini muncul berita busung lapar yang justru terjadi di provinsi ”lumbung padi”.

Karena ketidakmampuan ekonomi orangtua, banyak anak balita yang tidak diberi susu. Tidak jarang anak-anak balita hanya diberi minum teh atau air gula dalam botol.

Kalau anak balita sempat minum susu, ketika ia masuk SD, konsumsi susu tersebut dihentikan oleh orangtua karena ketiadaan dana untuk membeli susu. Padahal, seharusnya konsumsi susu harus terus hingga akhir hayat. Terlebih mengingat ancaman pengeroposan tulang (osteoporosis) bagi orang berusia lanjut. Risiko untuk terkena osteoporosis terutama bagi mereka yang lanjut usia menjadi tinggi.

Penelitian

* Beberapa penelitian di Belanda menyebutkan, perempuan yang mengonsumsi tiga gelas susu sehari maka massa tulangnya akan lebih baik dibandingkan dengan yang tidak minum susu.

Studi lain memaparkan, perempuan menopause yang sejak kanak-kanak meminum susu memiliki tulang yang lebih kuat.

Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr Waluyo Soerjodibroto menyatakan, susu memang bisa digantikan dengan makanan lain, namun makanan lain tersebut zat kapurnya kurang sehingga banyak orang Indonesia kekurangan kalsium dan berdampak osteoporosis di usia lanjut. Menurut Waluyo, minum susu hingga usia tua memang harus disosialisasikan secara terus-menerus.

Emma pun memprihatinkan rendahnya konsumsi susu pada masyarakat Indonesia yang hanya rata-rata 6,5 liter per orang per tahun. Angka tersebut jauh di bawah konsumsi susu negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand, yang rata-rata mencapai 20 liter per orang per tahun. Sementara bangsa Amerika rata-rata mengonsumsi susu 100 liter per orang per tahun dan Australia rata-rata 90 liter per orang per tahun.

Alasan bahwa faktor ekonomi menyebabkan konsumsi susu rendah juga ditepis oleh Emma.

”Saat ini banyak sekali anak-anak Indonesia yang diberi uang saku lebih dari Rp 2.000 per hari. Kalau orangtuanya memiliki pengetahuan, tentu lebih baik uang saku tersebut dibelikan susu yang harganya tidak sampai Rp 2000 per kemasan,” kata Emma Wirakusumah, menjelaskan.

Juga bagi orang dewasa, khususnya perempuan yang tidak mau minum susu karena alasan takut bertambah gemuk, menurut Emma, saat ini sudah banyak dijual susu yang rendah lemak. Jadi, sebenarnya tidak ada alasan lagi untuk tidak minum susu. Demi masa tua nanti, mari minum susu dari sekarang.

Oleh: Elok Dyah Messwati

0 Comments:

Post a Comment

<< Home