kesehatan

Friday, November 18, 2005

Viagra Menenangkan Jantung

Viagra Menenangkan Jantung

Viagra tidak hanya mengobati impotensi?


Viagra, yang populer sebagai obat impotensi, juga digembar-gemborkan bisa mengatasi tekanan darah tinggi. Pil kecil berwarna biru yang terkenal untuk memperbaiki hubungan percintaan ini sekarang digunakan juga untuk mengendalikan detak jantung. Para peneliti menunjukkan bagaimana Viagra dalam bentuk lain dapat membantu para penderita penyakit jantung dan paru-paru.

Tekanan darah tinggi pada bagian pembuluh darah arteri pulmonar terutama banyak diderita pada wanita muda. Kondisi seperti ini telah membunuh setengah dari penderitanya dalam waktu lima tahun setelah didiagnosis. Penyakit yang menyerang 100 ribu orang di seluruh dunia ini menyebabkan pembuluh darah di paru-paru semakin mengecil dan menipis. Penyebabnya seringkali tidak diketahui.

Kerusakan pada paru-paru menyebabkan tekanan besar pada jantung melalui arteri pulmonar, pembuluh darah besar yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru. Pasien yang kekurangan oksigen pada darahnya akan bernapas dengan buruk dan pendek. Mereka sering mati karena gagal jantung.

"Tragis melihat seorang ibu berusia 32 tahun kesulitan berjalan melalui ruangan," kata David Kass, seorang ahli kardiologi di Johns Hopkins University di Baltimore, Maryland. Jadi, segala sesuatu yang dapat membuat mereka lebih baik sangat dibutuhkan.

Menurut Kass, obat yang telah digunakan sebelumnya untuk mengobati penyakit ini dapat membantu pasien hidup lebih nyaman. Tapi, mereka harus mengeluarkan biaya sebesar 20 ribu dollar AS setiap tahun. Viagra atau sidenafil citrate yang dikenal dapat membuka pembuluh darah merupakan pilihan yang lebih murah.

Percobaan besar yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine edisi minggu lalu oleh Nazzareno Galie dari University of Bologna, Italia, menyatakan bahwa Pfizer telah mengemas ulang Viagra dengan nama Revatio. Mereka telah menjual pil kecil berwarna putih di toko-toko obat di AS sejak Juli. Bulan ini, pil tersebut diakui sebagai obat tekanan darah tinggi pada arteri pulmonar di Eropa.

Para ahli menyatakan bahwa Revatio mungkin membantu berbagai penderita masalah jantung dan paru-paru. Para peneliti telah mempelajari apakah pil tersebut dapat mencegah para pendaki gunung dari pengaruh mematikan naiknya tekanan darah saat berada pada ketinggian di mana level oksigennya rendah.

Saat para pengembang obat menemukan Viagra, mereka memang melihat peluangnya untuk mengobati penyakit jantung. Obat tersebut diketahui tidak bekerja dengan baik untuk jantung, tapi pasien pria justru menikmati pengaruh sampingannya. Ia menghalangi enzim tertentu dan memperbesar pembuluh darah di penis sehingga menyebabkan darah mengalir lebih lancar sehingga muncul ereksi.

Enzim yang sama juga muncul di paru-paru. Para ahli menduga bahwa pengaruh obat - memperbesar pembuluh darah di paru-paru dan mencegah pertumbuhan sel-sel yang menutup pembuluh darah - akan memperbaiki aliran darah dan menurunkan tekanan darah di jantung.

Pada percobaan yang dilakukan Galie, sebanyak 278 penderita diberi pil Viagra dan placebo tiga kali sehari. Setelah 12 minggu, subjek yang diperiksa mengalami penurunan tekanan pada arteri pulmonar dan lebih lancar dalam melangkah. Dalam pengujian langkah selama enam menit, mereka dapat berjalan 45 meter lebih jauh daripada sebelum diobati.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home