kesehatan

Thursday, December 01, 2005

Minum Angkak Menurunkan Lemak & Tekanan Darah
Terhambatnya Kerja Enzim Mengontrol Lemak




Oleh: Ardiansyah Mahasiswa Doktoral di Laboratorium Nutrisi, Universitas Tohoku, Jepang

Mendengar nama angkak, sepertinya bukan nama yang asing lagi di telinga kita, apalagi wabah demam berdarah yang beberapa waktu lalu sering dikaitkan dengan obat tradisional yang konon dapat meningkatkan trombosit darah.

Hanya dengan diseduh air panas, disaring, dibiarkan dingin, selanjutnya angkak dapat diminum. Beberapa pasien penderita demam berdarah yang mengonsumsi angkak menyebutkan, angkak ternyata dapat meningkatkan trombosit darah.

Hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida adalah kondisi di mana jumlah kolesterol dan trigliserida darah berlebihan sehingga berpotensi menyebabkan penyakit kardiovaskuler, seperti aterosklerosis (penumpukan lemak), jantung koroner, dan hipertensi.

Data terakhir menyebutkan, hingga tahun 2010 penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit peringkat teratas penyebab kematian. Indonesia sebagai negara berkembang juga menunjukkan angka prevalensi penyakit ini terus meningkat dan merupakan penyebab kematian pertama, menggantikan penyakit akibat infeksi.

Pada tulisan ini akan dikemukakan kegunaan angkak yang ternyata memiliki potensi untuk menurunkan lemak darah dan tekanan darah (hipertensi).

Apa itu angkak?

  • Angkak atau beras merah adalah produk fermentasi menggunakan kapang Manascus sp berasal dari negara China.

Pembuatan pertama dilakukan oleh Dinasti Ming yang berkuasa pada abad ke-14 sampai abad ke-17. Dalam teks tradisional The Ancient Chinese Pharmacopoeia disebutkan bahwa angkak digunakan sebagai obat untuk melancarkan pencernaan dan sirkulasi darah.

Angkak juga telah digunakan sebagai makanan suplemen yang dapat dikonsumsi setiap hari. Beberapa spesies kapang telah digunakan untuk memproduksi angkak, di antaranya adalah Monascus purpureus, M pilosus, dan M anka. Negara-negara Taiwan, Jepang, Korea, dan Hongkong memproduksi angkak untuk keperluan sebagai pewarna alami makanan.

Di Indonesia, beberapa peneliti mencoba melakukan penelitian tentang angkak. Di antara peneliti tersebut adalah Srikandi Fardiaz dari IPB dan Kris Herawan Timotius dari UKSW Salatiga. Fardiaz menggunakan limbah cair tapioka untuk Monascus purpureus dan limbah padat tapioka untuk Neurospora sitophila.

Hasil uji toksisitas menunjukkan, pigmen angkak cukup aman digunakan dalam pangan/makanan, mengurangi penggunaan nitrit dalam memperbaiki warna merah daging olahan seperti sosis dan ham daging sapi, serta menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan perusak berspora seperti Bacillus cereus dan Bacillus stearothermophilus. Sedangkan Timotius menggunakan beras dan jagung sebagai substrat padat untuk menghasilkan pigmen Monascus.

Disebutkan juga oleh Timotius bahwa ada beberapa warung makan di Kota Salatiga telah menggunakan pigmen Monascus sebagai zat pewarna pada makanannya.

Khasiat angkak

  • Akhir-akhir ini usaha untuk mencari komponen bioaktif dari sumber pangan, baik tanaman, hewan, dan mikroorganisme telah menjadi upaya dari para peneliti yang bergelut di bidang pangan dan gizi.

Salah satu upaya tersebut adalah penemuan angkak yang telah terbukti sebagai bahan alami yang dapat mengurangi gejala-gejala penyakit akibat gizi lebih.

Wang, et al, (2000) berhasil membuktikan bahwa angkak dapat menurunkan jumlah lemak darah tikus Sprague Dawley (SD), percobaan ini dilakukan selama enam bulan. Tepung angkak dengan jumlah 2 persen ditambahkan pada pakan kontrol dengan kandungan fruktosa tinggi, dapat menurunkan kandungan trigliserida, kolesterol, very low density lipoprotein (VLDL), dan low density lipoprotein cholesterol (LDL-C).

Hsieh dan Tai (2003) berhasil membuktikan bahwa penambahan seduhan angkak dapat menurunkan tekanan darah pada tikus SD yang diinjeksi dengan fruktosa. Tsuji, et al (1992) juga menyebutkan bahwa salah satu produk fermentasi beni-koji yang menggunakan kapang Monascus pilosus diketahui dapat menurunkan tekanan darah pada tikus spontaneously hypertensive rat (SHR) dan manusia (sebagai volunteer) yang mengalami hipertensi.

Mevinolin dan lovastatin adalah dua komponen biaoktif yang diketahui terdapat di dalam angkak sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Senyawa-senyawa ini diketahui sangat efektif dalam terapi hiperkolesterolemia karena kemampuannya untuk menghambat kerja enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl CoA reductase (HMG-CoA reductase); enzim yang bertanggung jawab dalam proses sintesis (pembentukan) kolesterol.

Dengan terhambatnya kerja enzim ini, maka dapat dipastikan dapat mengontrol pembentukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Senyawa gamma-aminobutyric acid (GABA) dan acetylcholine chloride adalah dua komponen aktif yang terkandung di dalam angkak diketahui dapat sebagai hypotensive agent sehingga menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah.

Makanan suplemen

  • Meskipun penelitian-penelitian di atas diperoleh dari percobaan menggunakan hewan, data yang diperoleh dapat diekstrapolasikan ke manusia.

Data yang didapatkan sebagai informasi awal dijadikan bahan kajian lebih lanjut tentang pemanfaatan angkak sebagai bahan untuk menurunkan jumlah lemak pada penderita hiperlidemia dan hipertensi.

Penyajian angkak dengan cara diseduh menggunakan air panas dapat dijadikan saran yang paling sederhana cara penyajian/konsumsinya. Selain itu, komponen-komponen bioaktif yang terkandung di dalam angkak dapat diformulasikan sebagai makanan suplemen dalam bentuk kapsul atau tablet yang dengan mudah setiap saat bisa dikonsumsi. Semoga!

http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0511/28/101940.htm

0 Comments:

Post a Comment

<< Home